Analisa Kinerja Sistem


Nama Kelompok 

Bayu Nurendro : 1B115063
Maulana Ibrahim : 1B115061
Victor Martahi Sihombing : 1B115032





Evaluasi Kinerja Sistem
ANALISA KINERJA SISTEM DISTRIBUSI AIR BERSIH
PADA PDAM DI KOTA TERNATE

Abstrak: Sistem penyediaan air minum di Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat di Kecamatan Kota Ternate Selatan belum dapat berjalan dengan lancar, disebabkan pasokan air tidak maksimal dalam 24 jam dan debit pengambilan dari sumber air baku tidak bisa maksimal.
Penelitian ini bertujuan untuk dapat mengetahui kemampuan jaringan yang meliputi debit, tekanan air, kontinuitas air dan menganalisa tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan sistem jaringan distribusi air bersih PDAM Kota Ternate.
Kata kunci: Debit, Kualitas, Kuantitas, Kontinuitas, Tekanan.


Dalam pelaksanaannya, sistem penyediaan air minum di Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi barat di Kecamatan Kota Ternate Selatan belum dapat berjalan dengan lancar.
Terdapat beberapa permasalahan yang timbul dalam proses penyediaan air selama ini, yaitu:
  •  Sistem distribusi tidak mampu memenuhi kebutuhan air seluruh pelanggan; yang dapat dilihat dari pasokan air tidak maksimal dalam 24 jam. Bahkan menurut survei sementara yang telah dilakukan, air PDAM hanya mengalirkan air dalam 3 hari sekali dalam satu minggu, dan lama waktu pengaliran maksimal hanya 3-4 jam. 
  •       Debit pengambilan dari sumber air baku tidak bisa maksimal sehingga tidak mampu mencukup  kebutuhan pelanggan. Disamping permasalahan-permasalahan yang timbul dalam sistem  penyediaan air minum, PDAM juga menghadapi tantangan untuk meningkatkan kinerja sistem  dalam rangka mengatasi peningkatan konsumsi air masyarakat. Melihat kondisi dan kenyataan  tersebut, perlu adanya perbaikan sistem penyediaan air minum PDAM Kota Ternate di Kelurahan  Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat secara keseluruhan untuk meningkatkan kemampuan  pelayanan dalam memenuhi kebutuhan air minum masyarakat.
Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari studi ini adalah :
  1. Berapa besar tingkat pemenuhan PDAM Kota Ternate dalam melayani konsumen masyarakat Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat Kecamatan Kota Ternate Selatan?
  2.  Berapa besar tingkat kehilangan air saat ini di PDAM Kota Ternate, serta bagaimana upaya menurunkanya? 
  3. Apakah besar tinggi tekan, kecepatan aliran, debit, dari sistem jaringan air bersih sudah sesuai kriteria perencanaan?
  4.  Apakah masyarakat telah puas dengan tingkat pelayanan sistem distribusi air bersih yang ada?

Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari studi ini adalah:
Mengidentifikasi pola pemakaian air bersih oleh masyarakat khususnya pada Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi barat Kecamatan Kota Ternate Selatan, mencakup tingkat konsumsi masyarakat
dan kebutuhan air bersih. Untuk mengetahui tingkat kehilangan air di lokasi studi serta upaya penurunanya.
  1.  Dapat mengetahui kinerja jaringan air bersih pada Kelurahan Jati dan Tanah Tinggi Barat Kecamatan Kota Ternate Selatan berdasarkan analisis kinerja layanan dari jaringan, yaitu kemampuan jaringan dalam memenuhi kebutuhan minimum pelanggan yang meliputi debit, tekanan air, kontinuitas air.
  2. Untuk menganalisa tingkat kepuasan pelanggan terhadap pelayanan sistem jaringan distribusi air bersih PDAM Kota Ternate, yang meliputi faktor kualitas, kuantitas, dan kontinuitas aliran air bersih.
TINJAUAN PUSTAKA
Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih Dalam pandangan kinerja dapat diartikan sebagai pencapaian hasil yang dapat dinilai menurut pelaku, yaitu hasil yang diraih oleh individu (kinerja individu)
atau kelompok (kinerja kelompok) atau institusi (kinerja organisasi) dan oleh suatu program atau kebijakan (kinerja program/kebijakan). (Keban, 2004:193). 
Sistem jaringan air bersih merupakan struktur yang sangat vital bagi masyarakat.Terganggunya sistem ini menimbulkan dalam jangka dekat keresahan masyarakat ketidak percayaan masyarakat pada kinerja perusahaan air minum, dan dalam jangka panjangnya adalah menurunya kesehatan masyarakat. Oleh karenanya sistem jaringan harus dapat berfungsi secara terus menerus
Proyeksi Jumlah Penduduk Proyeksi jumlah penduduk dengan menggunakan
metode:

  • Metode Geometrik, dengan rumus:

Metode ini adalah metode rumus bunga berganda yang sudah umum digunakan. Pertumbuhan ratarata penduduk berkisar pada prosentase angka pertumbuhan penduduk yang konstan setiap tahun, maka jumlah penduduk pada tahun n dan jumlah penduduk
pada tahun awal dirumuskan sebagai berikut:
Pn = Po (1 + r) n(2-1)
dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
n = Jumlah tahun proyeksi (tahun)
r = Angka pertumbuhan penduduk tiap tahun (%)


  • Metode Aritmatik, dengan rumus:

Metode ini adalah metode perhitungan perkembangan penduduk dengan jumlah sama setiap tahun
(absolute number) dengan rumus sebagai berikut:
Pn = Po (1 + rn)(2-2)
dimana:
Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke n (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
n = Jumlah tahun proyeksi (tahun)
r = Angka pertumbuhan penduduk tiap tahun (%)



  •  MetodeEksponensial,
dengan rumus: Pn  Po.er.n (2-3) dimana:Pn = Jumlah penduduk pada tahun ke-n (jiwa)
Po = Jumlah penduduk pada tahun awal (dasar)
n = Jumlah tahun proyeksi (tahun)
r = Angka pertumbuhan penduduk %
e = bilangan logaritma natural (2,7182818).

Pembahasan Proyeksi Kebutuhan Air dan pelayanan Air Bersih
Dalam memperhitungkan kebutuhan dan pelayanan air bersih harus memperhitungkan jumlah penduduk di wilayah pelayanan, pertambahan jumlah penduduk setiap tahun perkiraan, jumlah pemakai perorang perhari hingga tahun perkiraan, jumlah kebutuhan
air domestik dan non domestik hingga tahun perkiraan.

Tabel 2.1. Kebutuhan Air










Sumber: R.K Linsley et. Al. WaterResources Engineering

a) Kebutuhan Domestik Kebutuhan domestik (Qd), 
dengan rumus:
Qd  Mn* S (2-5)
Dimana: 
Mn = Jumlah penduduk
S = Standar kebutuhan air/orang/hari.

Kebutuhan domestik meliputi:
- Sambungan rumah tangga adalah:

• 5 orang untuk kota sedang

Kran umum
Untuk kran umum kebutuhan air baku adalah 30 liter/orang/hari dengan jumlah jiwa untuk kran
umum adalah 50 – 100 orang untuk kota kecil, sedang dan besar.

Tabel 2.2. Nilai KebutuhanAir Bersih Untuk Bangunan Tempat TinggalKategori Kota Keterangan Jumlah Penduduk (orang)Kebutuhan air minum (ltr/hari/orang)












Sumber: Kimpraswil, 2003

b). Kebutuhan non domestik Kebutuhan non domestik (Qnd),
dengan rumus:
Qnd 50%*Qd (2-6)

• Kebutuhan Total
Kebutuhan total (Q), dengan rumus:
Qd Qnd (2-7)

• Kehilangan Air
Kehilangan (Qkeh), dengan rumus:
Qkeh.20%*Q(2-8)

Fluktuasi Kebutuhan Air
Fluktuasi yang terjadi tergantung pada sesuatu aktivitas penggunaan air dalam keseharian masyarakat. Adapun kriteria tingkat kebutuhan air pada masyarakat dapat digolongkan sebagai berikut (Bambang Purjito, bahan kuliah: Penyediaan Air Bersih):

a. Kebutuhan harian rata-rata
Kebutuhan harian rata-rata untuk keperluan domestik dan non domestik termasuk kehilangan air.
Besarnya dihitung berdasarkan kebutuhan akan air rata-rata per orang per hari dihitung dari pemakaian air setiap jam selama 24 jam. Prosentase kehilangan air adalah 20% - 30% baik untuk kategori kota kecil, kota sedang maupun kota besar.Kebutuhan harian rata-rata (Qr),
dengan rumus: Qrata.rata .Q.Qkeh (2-10)

b. Kebutuhan air harian maksimum
Kebutuhan air harian maksimum adalah pemakaian air tertinggi pada hari tertentu selama satu tahun,
besarnya 1,15 kali kebutuhan harian rata-rata. Kebutuhan air harian maksimum (Qmax), dengan
rumus: Qmax.1,15*Q rata rata (2-11)

c. Kebutuhan air jam puncak
Kebutuhan air jam puncak diartikan sebagai pemakaian air tertinggi pada jam-jam tertentu selama
periode satu hari, besarnya 1,56 kali kebutuhan harian rata-rata. Kebutuhan air jam puncak (Qpeak), dengan rumus: Qpeak.1.56 *Qrata rata (2-12)

Kebutuhan harian maksimum dan jam puncak sangat diperlukan dalam perhitungan besarnya kebutuhan air baku, karena hal ini menyangkut kebutuhan pada hari-hari tertentu dan pada jam puncak jam pelayanan.
- Kebutuhan harian maksimum = 1,15 x kebutuhan air rata-rata(2-13)
- Kebutuhan jam puncak= 1,56 x kebutuhan air rata-rata (2-14)

Berdasarkan grafik fluktuasi kebutuhan air bersih dari DPU Ditjen Cipta Karya Direktorat Air Bersih didapatkan nilai load factor pada Tabel 2.3.

Kehilangan air / Kebocoran

Kehilangan air (Qkeh), dengan rumus: Qkeh.20%*Q (2-15)

Tabel 2.3 Faktor Pengali (load factor) Terhadap Kebutuhan Air Bersih




Sumber: DPU Ditjen Cipta Karya Direktorat Air Bersih2, 1994: 24

Tabel 2.4. Nilai KebutuhanAir Bersih Untuk Bangunan Tempat Tinggal






Sumber: Kimpraswil, 2003

Ditinjau dari faktor penyebabanya kebocoran pada sistim distrbusi ini dibagi menjadi: 2 yaitu:
1. Kebocoran karena faktor teknis. 2. Kebocoran karena faktor non teknis.

Persyaratan Kualitas
Pengolahan Air Minum Edisi Maret 2003 dinyatakan bahwa persyaratan kualitas air bersih
adalah sebagai berikut:
1. Persyaratan fisik
2. Persyaratan kimiawi
3. Persyaratan bakteriologis
4. Persyaratan radioaktifitas

Persyaratan Kuantitas (Debit)
Persyaratan kuantitas dalam penyediaan air bersih adalah ditinjau dari banyaknya air baku yang
tersedia. Besarnya konsumsi air berdasarkan kategori kota dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Persyaratan Kontinuitas Kontinuitas aliran sangat penting ditinjau dari dua aspek.
Pertama adalah kebutuhan konsumen
kedua adalah diperlukan reservoir pelayanan dan fasilitas energi yang siap setiap saat. Sistem jaringan perpipaan didesain untuk membawa suatu kecepatan aliran tertentu.
Kecepatan dalam pipa tidak boleh melebihi 0.6–2.5 m/dt.

Persyaratan Tekanan Air
Dalam pendistribusian air, untuk dapat menjangkau seluruh area pelayanan dan untuk memaksimalkan tingkat pelayanan maka hal wajib untuk diperhatikan adalah sisa tekanan air. Tekanan air maksimum 60mka (meter kolom air) dan tekanan minimum minimal 10mka (meter kolom air).


ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Proyeksi secara umum merupakan prediksi atau estimasi terhadap keadaan dimasa depan. Hal ini dapat berupa ramalan terhadap perubahan permintaan, perkembangan teknologi ataupun perkembangan dunia bisnis yang dapat mempengaruhi perencanaan

suatu produksi.

Proyeksi Jumlah Penduduk Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat dengan Metode Eksponensial.
Maka proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2012 dan tahun yang akan datang (Pn) dengan
menggunakan rumus metode Eksponensial adalah: Diketahui: Pn = Po. e r .n
Penyelesaian: Pn = 7.284 .2.7183 0.034 x 1 = 7.536

Table Perhitungan Proyeksi Jumlah Penduduk Kelurahan Jati dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat dengan metode Eksponensial















Sumber: Hasil perhitungan



PENUTUP

Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Besarnya tingkat pemenuhan PDAM Kota Ternate dalam melayani masyarakat Kelurahan Jati
dan Kelurahan Tanah Tinggi Barat dengan total kebutuhan air bersih yang sebesar 1459.50ltr/hari, sehingga kebutuhan air yang tersedia mencukupi.

2. Persentase kehilangan air akibat kebocoran pipa di wilayah studi adalah sebesar 20 %, besar tingkatxkehilangan air tahun 2012 sebesar 0.002ltr/
dtk. Upaya penurunan tingkat kehilangan air kebocoran
fisiknya ditekan <10 %.

3. Berdasarkan hasil running dengan program EPANET 2.0 pukul 07.00 didapat:

• Dalam jaringan pipa eksisting terdapat tekanan 70.97 mH20. Sehingga belum sesuai
dengan kriteria perencanaan(10-60 mH20), dengan mengganti diameter pipa 350 mm
terdapat tekanan 55.36 m di node 15, 16, dan di node 17 agar sesuai dengan kriteria perencanaan.

• Dapat diketahui kecepatan (velocity) dalam jaringan pipa eksisting terdapat kecepatan
aliran yang kurang dari standart (0.6-2.5 m/dtk) tidak sesuai dengan kriteria perencanaan  Maka solusiyang bisa dipakai antara lain diameter pipa
asumsi harus diperkecil jika kecepatan <0.6 m/detik.

SARAN
1. Sejalan dengan semakin pesatnya perkembangan penduduk di Kelurahan Jati dan Kelurahan
Tanah Tinggi Barat, Maka disarankan PDAM Kota Ternate secepatnya mencari alternatif
sumber-sumber air baru sehingga kebutuhan air penduduk dapat terlayani dengan baik.

2. Melakukan investigasi terhadap pipa – pipa yang bocor dan Melakukan penggantian terhadap
pipa–pipa yang sudah tua dan rusak atau bocor,Partisipasi masyarakat dalam Melaporkan terjadinya kebocoran, sehingga dapat dilakukan tindakan
dengan tepat dan cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Bambang, T.1993. Hidraulika II. Penerbit Beta Offset.Dian, V.A. 2007. Analisa Kinerja Sistem Distribusi Air Bersih. Undip.
Damanhuri, E. 1989. Pendekatan Sistem Dalam Pengendalian dan Pengoperasian Sistem Jaringan Distribusi Air Minum. Bandung, Jurusan Teknik Lingkungan FTSP-ITB.
Haestad. Program WaterCad v 4.5 tahun 2001 Ibnu, H. dkk. 1997. Rekayasa Lingkungan. Jakarta, Universitas Gunadarma.
Totok, S. dkk. Teknologi Penyediaan Air Bersih. Edisi Baru, Penerbit Rineka Cipta.
JICA. 1978. Design Criteria For Waterworks and Fasilities. JapanWater Works Assosiation.
KanthRao, K. 1999. Environmental Engineering: Water Supply sanitary Engineering and Pollution. Mc-Graw Hill publishing Company Ltd.
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor416/Menkes/PER/IX/1990.
Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih.Kodoatie, R. dkk. 2001.Pengelolaan Sumber Daya Air Dalam Otonomi Daerah. Yogyakarta: Penerbit Andi.NSPM Kimpraswil, 
Pedoman/petunjuk Teknik dan Manual,edisi pertama 2002, bagian 6 (Volume II & III) Air
minum Perkotaan “Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan).

0 komentar:

Posting Komentar